Feeds:
Posts
Comments

Archive for March, 2011

Antrian Tiket Ferry

Peristiwa terbakarnya kapal ferry KMP “Lautan Teduh” di Selat Sunda 28 Januari 2011 lalu yang menewaskan 19 penumpang, telah merubah prosedur pembelian tiket.

Para calon penumpang kini diminta memberikan identitas diri seperti nama, usia, dan kota asal. Data ini dimasukan dan disimpan dalam komputer.

Pencatatan ini menambah waktu proses pembelian lebih lama dari biasanya. Petugas harus melayani pembelian dan pencatatan data. Kecepatan pencatatan dipengaruhi oleh kemampuan petugas memasukan data.

Yang dialami di lapangan adalah proses pencatan menjadi lama karena petugas belum terbiasa dengan tombol keyboard.

Hal ini menyebabkan terjadi antrian yang lebih panjang dari biasanya, bisa mencapai 25 meter. Biasanya pada jam sibuk pada pukul 22:00 kita langsung menuju loket tanpa harus mengantri.

Perlu dicarikan alternatif metode pencatatan data. Mungkin bisa ditiru metode yang dipakai di gedung perkantoran di Jakarta seperti menggunakan camera semacam Webcam dan sound recording untuk pencatatan identitas.

Read Full Post »

Dalam perjalanan ke tempat kerja, jalur saya pasti melalui sisi luar jalan tol Jakarta-Merak. Di kedua sisi jalan tol tersebut ada jalan yang lebarnya hanya untuk 2 mobil dan 1 sepeda motor bila dijejerkan. Di sepanjang jalan itu juga dilalui angkot jurusan Grogol-Puri Indah. Namanya juga angkot yang suka menurunkan dan menaikkan penumpang di mana saja. Saya tidak bilang sembarangan karena memang tidak disediakan halte tempat naik/turun penumpang. Setiap kali menaikan/menurunkan penumpang, mau tidak mau kendaraan dibelakang harus berhenti dan menunggu. Untuk orang tidak sabar, klakson dibunyikan kuat-kuat supaya angkot di depan segera jalan. Yang membuat saya tidak habis pikir adalah apakah beralasan bila kendaraan dibelakangnya membunyikan klakson setiap angkot itu berhenti. Sudah jelas-jelas itu jalur resmi angkot, mestinya dihindari saja jalan itu atau memilih jalan tol bukannya memaksa lewat jalur angkot tapi tidak mau menunggu dibelakang angkot. Aneh memang perilaki pengendara mobil. Yang perlu diklakson itu adalah angkot yang ngetem sembarangan. Nah, ini saya baru setuju!

Read Full Post »

Artikel dari Harian Media Indonesia, Rabu, 16 Maret 2011.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang merupakan faktor utama pemicu penyakit jantung sejauh ini identik dengan konsumsi garam berlebihan.  Namun, faktanya gula juga berkonstribusi sama dengan garam terhadap peningkatan tekana darah yang memicu penyakit jantung.

Ini lebih pada faktor obesitas yang dipicu gula.  Pasalnya, sel lemak pada obesitas itu banyak mengandung hormon adiponektin, sifatnya vasokonstriksi (pengecilan pembuluh darah).  Ini yang membuat pembuluh darah menyempit dan memicu kenaikan tekanan darah, ungkap pakar hipertensi.

Ia mencontohkan softdrink, yang mengandung zat fruktosa atau gula buah.  Apabila sajian minuman ringan dikonsumsi secara berlebihan, bisa menimbulkan faktor obesitas pada usia muda.  Ujungnya, obesitas akan memicu diabetes dan faktor aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah).

Penyempitan pembuluh darah inilah yang kemudian menjadi faktor pemicu penyakit jantung, ujarnya.

Secara teoritis, seseorang yang punya tekana darah 140/90 mh Hg dikatakan sudah tergolong hipertensi.  Akibatnya, ia memiliki risiko lebih besar terkena stroke dan jantung jika dibandingkan dengan mereka yang tekanan darah normal di bawah 120/80 mg Hg.

Konsumsi gula berlebih membahayakan mereka yang punya tekanan darah 140/90 mg Hg atau lebih sebab akan terjadi kenaikan tekanan sistolik (tekanan saat jantung berkontraksi) sebesar 1.6 mg Hg serta tekanan diastolik (tekanan saat jantung berelksasi) 0.8 mg Hg.  Namun, konsumsi gula berlebih pun bisa memicu hipertensi bagi mereka yang tekanan daranya normal.

Sebab itu, guna meminimalkan faktor hipertensi itu, dia mewanti-wanti untuk mengurangi konsumsi gula secara drastis, atau bahkan tidak sama sekali.  Jangan makan gula murni karena gula sebenarnya bukanlah zat gizi yang diperlukan seperti elektrolit.  Fungsi gula hanya penikmat biar enak.

Dia memandang zat pemasi itu pun sebenarnya tak diperlukan lagi bagi manusia lantaran secara alamiah sudah ada dalam makanan yang akan terolah menjadi gula.  Ia mencontohkan karbohidrat yang setelah dikonsumsi, diolah tubuh menjadi tepung dan menjadi gula.

Read Full Post »

Ini ada artikel bagus untuk dipelajari.  Diambil dari harian Media Indonesia, Maret 2011.

Stroke makin sering menimpa kaum muda.  Diduga kuat, itu disebabkan pola hidup tak sehat.  Untuk meminimalkan kecacatan, penanganan cepat dan tepat berperan penting.

Menurut spesialis saraf, dr Tuti Suwirno, meski serangannya kerap datang tiba-tiba, sejatinya stroke merupakan akumulasi dari proses panjang.

Ada dua jenis faktor penyebab stroke:  Pertama, yang tidak bisa diubah seperti umur.  Kedua, faktor yang bisa diubah, antara lain hipertensi, diabetes, kelainan jantung, kolesterol tinggi, darah yang kental, asam urat, serta problem lain seperti obesitas, merokok, dan stres.

Stroke tidak bisa lepas dari jantung, dinding pembuluh darah, dan komposisi darah.  Mengenai jantung, penyebabnya adalah irama jantung yang tidak teratur.  Selain itu, hipertensi kronis menyebabkan jantung membesar hingga timbul komplikasi stroke.

Dari sisi dinding pembuluh darah, stroke muncul karena adanya hipertensi yang membuat dinding pembuluh darah tidak lagi elastis.  Terakhir, komposisi darah yang kental juga menyebabkan stroke.  Apalagi jika ditambah dengan kadar kolesterol tinggi.  Semua aspek ini saling terkait.

Stroke, terbagi dua.  Pertama jenis pendarahan yang kerap dialami kaum muda dan kedua jenis penyumbatan yang banyak terjadi pada orang lanjut usia.

Dulu, stroke hanya terjadi pada usia tua mulai 60 tahun.  Namun, sekarang mulai usia 45 tahun seseorang sudah memiliki risiko stroke.  Berdasar pengalaman praktek, justru stroke pada usia muda yang sekarang banyak terjadi.

Meningkatnya penderita stroke usia muda lebih disebabkan pola hidup, terutama pola makan tinggi kolesterol, tinggi karbohidrat, dan sering mengonsumsi junk food.  Kesibukan kerja yang menyebabkan seseorang jarang olahraga, kurang tidur, dan stres berat juga jadi faktor penyebab.

Stroke identik dengan kecacatan.  Penanganan medis diperlukan segera untuk menghindari kecacatan permanen.  Semakin cepat datang ke rumah sakit semakin baik.  Dalam stroke ada istilah golden period yang begitu sempit.  Begitu terjadi penyumbatan, dalam waktu kurang dari 3 jam, penderita harus diberi pengobatan untuk melarutkan sumbatan.

Di antara dua jenis stroke, stroke pendarahan paling sering menyebabkan kematian.  Terlebih bila volume pendarahan melebihi 50 cc.  Selain itu, lokasi penrdarahan juga menentukan.  Kalau terjadi di batang otak, akibatnya fatal karena area itu adalah pusat kehidupan.

Proses pemulihan bergantung pada lokasi dan luas gangguan otak.  Stroke yang disertai diabetes membutuhkan waktu pemulihan lebih panjang.  Usia tua juga menyebabkan pemulihan labih lama lagi.   Waktu penanganan saat terjadi stroke juga menentukan.  Semakin cepat penanganannya, semakin cepat pemulihannya.  Pemulihan biasanya butuh waktu enam bulan.

Untuk mencegah stroke, faktor-faktor resiko harus dihindarii.  Langkah antisipasi juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan kondisi otak dengan MRI.

Mereka yang pernah stroke harus mengontrol tekanan darah dan mengonsumsi obat-obatan secara teratur untu mencegah serangan ulang.

Kalau ada keluarga terserang stroke, disarankan untuk tidak melakukan tindakan apapun kecuali membawanya ke RS. Jangan menunda.

Read Full Post »

Hari Minggu pagi, 20 Maret 2011, beberapa anggota Kappija-21 dari pengda DKI berkumpul di Bunderan HI untuk suatu aksi ‘Pray for Japan’ dalam rangka bencana tsunami yang melanda Jepang 11 Maret 2011 yang baru lalu.  Sebagai alumni yang pernah mendapat kesempatan untuk mengenal negara Japang dari dekat, bencana tersebut sangat mengusik rasa kemanusian mengingat banyak teman dan keluarga angkat di sana.

Dalam kegiatan ini kita menyediakan beberapa produk yang dijual dimana keuntungannya akan disumbangkan kepada pemerintah Jepang melalui PMI dan perwakilan Kappija-21 di Tokyo.  Produknya antara lain berupa t-shirt, gelas, dan pin.  Kegiatan ini diakhiri dengan mengisi “condolance book” di Kedutaan Besar Jepang yang berada hanya beberapa ratus meter dari Bunderan HI.  Beberapa karangan bunga dari simpatisan tampak di depan pintu masuk.

Sikap dan semangat dari teman-teman patut mendapat acungan jempol.  Selamat dan salut kepada teman-teman panitia yang sudah membuat acara ini menjadi terlaksana. Luar biasa!!


Read Full Post »

Jembatan Raya Seto Ohashi

Jembatan Raya Seto Ohashi mewujudkan suatu impian besar bahwa pulau Honsu dan pulau Shikoku disambung oleh jembata. Keenam jembatan yang serasi dengan pemandangan indah Taman Nasional Setnaikai menyambung Kota Kurashiki, Propinsi Okayama dengan Kota Sakaide, Propinsi Kagawa melalui pulau-pulau kecil. Panjang jembatan raya ini hampir 9.4 km di bagian serat, dan 12.3 km dibagian sambungannya. Seto Ohashi adalah jembatan berfungsi rangkap sebagai jembatan jalan tol dan sebagai jembatan jalan kereta api yang terpanjang dan terbesar di seluruh dunia.

Jembatan Raya Minambisanseto & Jembatan Raya Kitabisanseto
Sebagai jembatan gantung dwi fungsi sebagai jalan tol dan sebagai jalan kereta api, panjangnya kedua jembatan ini masing-masing no. 1 dan no. 2 di seluruh dunia. Tinggi menara pusat 194 m pada Jembatan Raya Minamibisanseto, dan 184 m pada Jembatan Raya Kitabisanseto. Tinggi lantai jembatan dari permukaan laut adalah dua-duanya 65m.

Jembatan Yoshima
Di antara keenam jembatan di bagian serat, satu-satunya jembatan bertipe truss. Konstruksinya penuh dengan suasana gagah sebagai jembatan besi.

Jembatan Iwakurojima & Jembatan Hitsuishijima
kedua jembatan ini disebut jembatan “cable-stayed”. Struktur bagai sayap burung yang terbuka menjadi ciri khasnya. Sebagai jembatan “cable stayed” yang dwifungsi sebagai jalan tol dan jalan kereta api, jembatan kembar ini paling besar di seluruh dunia.

Jembatan Raya Shimotsuiseto
Jembatan yang pertama dari pihak Honsu (Propinsi Okayama). Sebagai jembatan gantu yang dwifungsi sebagai jalan tol dan jalan kereta api, panjangnya no. 3 di seluruh dunia, yaitu setelah embatan raya Minamibisanseto dan Jebatan Raya Kitabisanseto.

at Fisherman's Wharf Restaurant, Seto Ohashi

Read Full Post »

Sabtu, 15 Juli 1995.

Berangkat dari Okayama Tokyu Hotel dengan bis menuju Stasiun Okayama, naik Shinkansen Hikari#32  menuju Stasiun Kyoto hingga tiba di Kyomizu Dera pukul 10:50.  Kita punya waktu 1 jam untuk melihat kemegahan kuil ini.

Kuil Kiyomizu dibangun pada tahun 798.  Kuil ini sudah mengalami 10 kali kerusakan dan kebakaran karena kekacauan perang dan bencana,  tetapi setiap kali dipugar kembali.
Pada lereng gunung dimana Kuil Kiyomizu berlokasi, terdapat banyak bangunan yang ditetapkan pemerintah sebagai harta milik nasional atau warisan kebudayaan.  Gedung utama berdiri di atas lereng gunung dan memiliki panggung yang ditopang 139 batang tiang yang disusun berpetak-petak.  Panggung tersebut terkenal dengan nama “Kiyomizu no butai (Panggung Kiyomizu)”, dan di Jepang ada suatu ungkapan bahwa “Meloncat ke bawah dari panggung Kiyomizu” diibaratkan ‘melakukan sesuatu dengan berani/nekat’. Jika kita berdiri di atas panggung ini dan melepaskan pandangan ke kota Kyoto yang terhampar dibawahnya, betul-betul terasa betapa tingginya panggung tersebut.  Pemandangan dari panggung tersebut sangat indah, seperti bunga sakura pada musim semi dan keindahan daun-daun berobah warna merah kekuning-kuningan pada musim gugur.  Karena itu menarik banyak wisatawan.

Pukul 12.00 waktunya makan siang di Kyoto Grand Hotel.  Jadwal selanjutnya adalah ke Balai Pencelupan Yuzen dan Balai Tenunan Nishizin.  Malam kami menginap di JICA Osaka International Center.  Disini berkumpul orang-orang dari seluruh dunia yang saat itu mengikuti program JICA di Jepang.  Bisa dibayangkan saat makan harus mengantri panjang.

Read Full Post »

Kamis, 13 Juli 1995.
Setelah melewati program yang lumayan padat selama 3 minggu, mulai hari ini acaranya adalah jalan-jalan menuju tempat-tempat wisata terkenal di Jepang. Ini salah satu acara yang paling ditunggu dan menguras kocek, maklum kapan lagi beli oleh-oleh.
Pagi, dari hotel Holiday Inn kami menuju stasiun Tokyo. Kota pertama adalah Hiroshima. Berangkat dengan Shinkansen Hikari #43 pada pukul 10:00. Waktu tempuh kira-kira 5 jam. Ini kereta benar-benar nyaman, dengan kecepatan hampir 250 km/jam nyaris tanpa goncangan berarti. Tiba di Stasiun Hiroshima pukul 15:00. Temperatur saat itu hampir mendekati 41 derajat celcius. Persis seperti berada dalam greenhouse di siang hari. Dari stasiun dilanjutkan dengan bis langsung menuju taman perdamaian.

TAMAN PERINGATAN PERDAMAIAN
Taman ini terletak di Nakajima-cho, kota Hiroshima, dengan lokasi berbentuk segi tiga yang dibatasi jalan raya perdamaian, sungai Motoyasugawa, dan sungai Honkawa, serta lokasi sekitar Kubah Bom Atom. Dalam taman yang penuh dengan berbagai macam pohon dan bungan yang beraneka ragam, terletak Musium Bom Atom, Gedung Peringatan
Perdamaian, Tugu Ziarah Korban Bom Atom, Patung Anak Korban Bom Atom, dll.
Taman tersebut, sebagai pusat perdamaian dunia, dikunjungi banyak orang baik dari dalam negeri sendiri maupun dari luar negeri, dan juga merupakan suatu tempat rekreasi bagi masyarakat setempat. Dalam taman ini terdapat banyak pohon Sakura, sehingga sangat indah pemandangannya pada musim bunga/semi.

MUSIUM BOM ATOM
Musium Bom Atom terletak dalam taman peringatan Perdamaian. Gedung musium yang dibangun atas tiang-tiang tinggi itu, dengan gaya arsitek modern, dibangun pada tahun 1955.
Dalam musium dipamerkan berbagai barang peninggalan ledakan Bom Atom, yang menggambarkan kekejaman Bom Atom, seperti gumpalan daging keloid asli yang mengungkapkan keadaan yang sungguh-sungguh dahsyat, genteng atap dan kaca yang berubah bentuknya akibat radiasi Bom Atom, model Kota Hiroshima yang mengalami kehancuran, dll.

KUBAH BOM ATOM (Bekas gedung KADIN Hiroshima)
Kubah Bom Atom terletak di sebelah timur dari sungai Motoyasu-gawa, di kota Hiroshima.
Bom Atom meledak di udara pada ketinggian kurang lebih 570 m di atas kubah tersebut, dan mengakibatkan kehancuran seperti neraka dalam radiun 2 Km. Gedung KADIN turut terbakar dan kerangka besi masih nampak seolah-olah meriwayatkan kemalangan yang mengerikan pada waktu itu.

Setelah puas berkeliling dan berfoto, pukul 17:30 kami menuju hotel Rihga Royal Hiroshima untuk menginap disana. Check-in, taruh tas, mandi, dan siap berkeliling melihat suasana malam kota Hiroshima. Ketika berada di kamar hotel untuk istirahat, saya sempat berpikir bahwa saat ini saya sedang berada di kota dimana hampir 100.000 warga kota meninggal akibat bom atom. Merinding juga membayangkan kejadian tragis itu. Kekuatiran akan efek radioaktif pun masih saya rasakan!

Read Full Post »

Selasa sore meluncur ke arah Tandean lewat Semanggi. Sekalian lihat situasi jam pulang kantor seputaran Semanggi.  Sampai Senayan lancar jaya, mulai macet di depan Apartemen Park Royale (farmasi), terpaksa tenteng sepeda hingga Jembatan Semanggi.  Selepas itu lenggang sampai ke perempatan Rasuna Said Kuningan. Lalu lintas padat tapi teratur sehingga leluasa untuk manuver sekali-kali.
Tiba di gedung DD di Jalan Tandean, droping barang, trus ngaso di 7/11 persis sebelah gedung. Pesan “slurpee” kesukaan anak saya, ambil kursi yang menghadap jalan sambil menikmati suasana sore menjelang malam serasa tidak berada di Jakarta. Setengah jam kemudian gowes pulang ke Slipi, wuaaah mandi keringatttt…

Read Full Post »

Candid B2W Today

Jl. S. Parman arah Grogol, depan Mall Taman Anggrek, pk. 07:10

Read Full Post »

Manusia selain memerlukan kehidupan berumah tangga,  juga memerlukan persahabatan.  Seorang ahli jiwa mengatakan, bahwa ada kalanya manusia justru lebih memerlukan sahabat daripada pacar,  suami,  ataupun istri.  Tapi seperti juga dengan hubungan-hubungan antar manusia lainnya, maka “persahabatan” tidak selamanya kekal.  Dan janganlah takut memutuskan persahabatan.  Adakalanya kita terlalu menggantungkan hidup kita pada seorang sahabat, sehingga tanpa dia, kita seakan berada di tengah lautan, dalam perahu tanpa kemudi.  Dan dalam kebingungan begini berarti kita bertahan terus pada persahabatan yang tidak seimbang.  Dalam arti kata, hanya pihak kitalah yang membutuhkan persahabatan itu.  Kalau bukan pihak kita yang menelpon, maka yang kita sebut sahabat itu tidak akan memikirkan untuk menghubungi kita.  Kalau bukan kita yang mengatakan: “kapan dong kita ketemu” maka dia tidak akan berusaha menjumpai kita.  Seakan-akan untuk bertemu, sudah merupakan hal yang luar biasa sekali yang dia korbankan untuk kita.  “Sahabat” kita sudah merasa terlalu tinggi untuk berteman dengan kita. Jangan takut menghentikan persahabatan yang tidak seimbang ini.  Dan bisa jadi juga, dia memang tidak memerlukan persahabatan kita.  Jadi mengapa terus menunggunya?

Persahabatan mesti datang dari dua belah pihak.  Walaupun kita amat sayang pada sahabat kita, tapi kalau sahabat ini acuh tak acuh,  maka sudah tiba saatnya Anda mengatakan pada diri sendiri: “Sampai di sini saja… good bye”.  Dan tidak perlu menyesal,  karena Anda sesungguhnya tidak pernah bersahabat, mungkin dari pihak Anda, tapi tidak dari pihak yang lain itu.

(sumber: La Rose)

Read Full Post »

The Japanese are well known for being organized and enthusiastic for work.  The country not only recovered from postwar devastation in less than 50 years but caught up and even surpassed other advanced nations.  Their zeal for work is tremendous.  It is quite ordinary in this country that the large majority of office workers work late into the night and event talk about work at pubs.

What then dows the Japanese home look like?  I had the opportunity to stay in Japan for one month on invitation of the Japanese government.  In participating in the programme, I wnted to know most of all Japanese family life, in which the breadwinner of the family spends more time at office than at home.  The roles of the father and the mother are clearly divided in Japan.  In other words, the father is in charge of providing financial support, and teh mother of pouring enery into care and education of the children.  The family is able to meet each other only during breakfast before going to work or leaving for school.  Because of intense competition at work and economic reasong, the father is absent in quite a few familis.  Contact between the father and children is lost.  It is said that the children gradually come to regard the father more as a stranger as they grow.

After hearing this, I was to go on homestay in a town some 60 kilometers away from Tokyo.  The three0day stay was a good opportunity to see the Japanese home in person.  Because my stay fell on a weekend.  “Oto-san”, the father who usually is away at work was home, and the family had a half-day outing to a place outside the city.  At night, the family had an enjoyable dinner and talked about what happened during the day.

Because his commitment to work to support the family, the father has little time to spend with the children and tries to spend time with them during holidays.  The family spending weekends together appears to be very important in maintaining relations between the father and the children.

Such was my impression of the Japanese family from what I learned during the In-house Seminar and the homestay.  We were able to come in contact with each other’s culture through the programme.  Learning about other cultures may also mean learning about one’s own culture at the same time.

Read Full Post »

Tiga hari yang lalu gempa bumi hebat berskala 8.9 Richter disertai tsunami melanda Negeri Sakura. Bagian timur pulau Honsyu porak poranda dihantam gelombang pasang setingggi 10m.  Kota Sendai, ibukota Miyagi Prefektur, terkena kerusakan hebat  gelombang tsunami.  Sudah 10.000 lebih korban dinyatakan hilang.  Stasiun televisi lokal tidak henti-hentinya melaporkan berita terkini pasca gempa.  Ibukota Tokyo hanya dilanda gempa bumi  saja, namun tidak ada gelombang tsunami yang menerjang.

Hal pertama yang saya lakukan sesaat setelah mendapat berita mengejutkan di siang bolong itu adalah menghubungi teman/sahabat, dan keluarga angkat. Ada rasa kuatir yang mendalam terhadap mereka.  Teman yang berada di Tokyo dalam keadaan baik.  Keluarga angkat yang tinggal di Tatebayashi, Gunma Prefektur, 60km dari Tokyo, juga dalam keadaan baik-baik saja. Luar biasa sikap tenang mereka dalam menghadapi ini! Alhamdulillah, Allah masih melindungi orang2 dekat saya. Amin…

 

Read Full Post »

Foto Hari Ini

Read Full Post »

Baru kali ini berbunga lebat, sudah mulai merambat ke rumah tetangga…hihihi

Read Full Post »

Older Posts »